1.Rumah Adat Suku Manggarai 

 Wae Rebo merupakan sebuah desa dimana masih tersisa arsitektur asli Manggarai yang masih terjaga dengan baik. Mbaru Niang, rumah adat Manggarai adalah sebuah bangunan kayu bertingkat lima, dibungkus dengan atap terbuat dari dedaunan yang menyerupai kerucut raksasa di atas bukit yang hijau. Empo Maro, warga pertama dan pendiri desa mewarisi 7 rumah Mbaru Niang dan hingga saat ini jumlahnya tidak berubah. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di desa ini, beberapa penduduk harus pindah ke desa Kombo, desa baru dengan keturunan nenek moyang yang sama, namun desa yang baru ini kurang memiliki kekhasan dan keaslian dibanding dengan Wae Rebo.

2.Liang Bua yang berarti gua atau lubang sejuk dalam bahasa Manggarai ini menjadi salah satu beberapa gua karst yang berada di Pulau Flores, NTT.

Tidak hanya menjadi tempat penemuan manusia hobbit dari Flores, di dalam Liang Bua Hobbit dari Flores ini juga terdapat beragam penemuan sisa manusia purba.

3.Rumpu-rampe

 merupakan perpaduan dari berbagai jenis sayuran yang dicampur menjadi satu jenis masakan. Rumpu-rampe saat ini sudah dikenal luas sebagai salah satu makanan khas orang se-NTT dan banyak orang di luar NTT seperti warga Jakarta sebagian mengenal jenis masakan ini. Hal ni berkat dikenalkan oleh masyarakat asli Flores Timur yang banyak merantau di Jakarta. Dalam setiap perkumpulan acara orang

4. caci

Tarian ini merupakan kesenian yang bermakna sebagai media bagi para lelaki Manggarai untuk membuktikan kejantanan baik segi keberanian maupun ketangkasan. Meskipun dalam bentuk pertarungan, kesenian ini memiliki pesan damai seperti semangat sportivitas, saling menghormati, dan diselesaikan tanpa dendam diantara mereka. Hal inilah yang menunjukan semangat dan jiwa persahabatan tertanam di dalam diri mereka

Tari Caci sendiri  ada tiga jenis, yaitu Randang Uma untuk syukur terhadap hasil panen, Caci Lontong Golo
   
 
 
 5.tarian congka sae.
 merupakan tarian yang dimainkan sekelompok perempuan pada saat acara adat dalam bahasa manggarai "penti" .dimana mereka menari dengan diiringi oleh musik yang dimainkan oleh sekelompok orang disebut''ongga gendang gu goong'' 


Acara dilanjutkan dengan tarian Congka Sae dari pelajar Sekolah Menengah Pertama Katolik Waemokel serta tarian Duku atau Nyiru dari siswi Sekolah Dasar Inpres Waewole. (BACA: Menari Ndundu Ndake Bersama Perempuan Flores) Camat Kota Komba, Herman Jebarus kepada KompasTravel, Kamis (17/8/2017), mengatakan atraksi budaya khas Manggarai Timur ini untuk memeriahkan HUT RI. Siswi Sekolah Dasar Inpres Waewole, Kelurahan Watunggene, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur, Flores, Nusa Tenggara Timur, Kamis (17/8/2017) membawakan tarian Duku pada perayaan Hari Kemerdekaan ke-72 Republik Indonesia di Waelengga. Berbagai sanggar budaya di Manggarai Timur selalu menampilkan tarian Duku karena tarian ini berhubungan dengan kaum perempuan yang selalu membersihkan padi saat panen dan juga membersihkan beras untuk memasak. Tarian ini mengungkapkan penghormatan terhadap kaum perempuan Manggarai. Lihat Foto Siswi Sekolah Dasar Inpres Waewole, Kelurahan Watunggene, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur, Flores, Nusa Tenggara Timur, Kamis (17/8/2017) membawakan tarian Duku pada perayaan Hari Kemerdekaan ke-72 Republik Indonesia di Waelengga. Berbagai sanggar budaya di Manggarai Timur selalu menampilkan tarian Duku karena tarian ini berhubungan dengan kaum perempuan yang selalu membersihkan padi saat panen dan juga membersihkan beras untuk memasak. Tarian ini mengungkapkan penghormatan terhadap kaum perempuan Manggarai. (KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR) Berbagai tarian yang dibawakan warga dari 22 desa di kecamatan/kota maupun anak-anak sekolah dari tingkat Taman Kanak-Kanak sampai pelajar Sekolah Menengah Atas membawakan berbagai tarian khas masyarakat Manggarai Timur. “Perayaan tahun ini sangat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Atraksi budaya dipentaskan demi melestarikan budaya Manggarai Timur kepada generasi bangsa Indonesia. Banyak turis yang sedang lewat berhenti untuk menyaksikan tarian caci dan tarian lainnya,” katanya. Tokoh adat Manggarai Timur, Yan Ngalas mengungkapkan, tarian caci yang dipentaskan warga dari Desa Mokel Mori, Lembur dan Gunung untuk memberikan kegembiraan pada perayaan Hari Ulang Kemerdekaan Republik Indonesia e 72 tahun di Manggarai Timur. Siswa dan siswi SDK Waelengga, Kelurahan Watunggene, Kecamatan Kota Komba, Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur membawakan parade drumband bambu saat merayakan Hari Kemerdekaan ke-72 RI, Kamis (17/8/2017). Drumband bambu selalu ditampilkan oleh pelajar di Manggarai Timur dalam berbagai festival budaya baik tingkat kecamatan maupun kabupaten bahkan tingkat provinsi. Lihat Foto Siswa dan siswi SDK Waelengga, Kelurahan Watunggene, Kecamatan Kota Komba, Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur membawakan parade drumband bambu saat merayakan Hari Kemerdekaan ke-72 RI, Kamis (17/8/2017). Drumband bambu selalu ditampilkan oleh pelajar di Manggarai Timur dalam berbagai festival budaya baik tingkat kecamatan maupun kabupaten bahkan tingkat provinsi.(KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR) "Tua-tua adat memberikan dukungan dan dorongan kepada anak-anak muda dari berbagai desa untuk mementaskan tarian caci sebagai tarian khas orang Manggarai Timur yang diwariskan leluhur kepada bangsa Indonesia dan tanah Manggarai Timur,” katanya. Perayaan HUT RI di Kampung Waerebo Sebanyak 12 desa di sekitar Kampung adat Waerebo, Kecamatan Satarmese, Kabupaten Manggarai, merayakan HUT RI bersama tim jelajah sepeda Flores yang dihadiri oleh Kepala Korps Lalu Lintas Polri Irjen Pol Royke Lumowa. Peserta upacara memakai pakaian adat khas orang Manggarai seperti kain songke dan berpakaian putih. Pelajar Sekolah Menengah Pertama Katolik Waemokel, Kelurahan Watunggene, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur, Flores, Nusa Tenggara Timur, Kamis (17/8/2017) membawakan tarian Congka Sae pada perayaan Hari Kemerdekaan ke-72 RI di Waelengga. Tarian Congka Sae merupakan tarian khas orang-orang Manggarai Timur. Lihat Foto Pelajar Sekolah Menengah Pertama Katolik Waemokel, Kelurahan Watunggene, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur, Flores, Nusa Tenggara Timur, Kamis (17/8/2017) membawakan tarian Congka Sae pada perayaan Hari Kemerdekaan ke-72 RI di Waelengga. Tarian Congka Sae merupakan tarian khas orang-orang Manggarai Timur.(KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR) Koordinator Tim Jelajah Sepeda Flores Kompas, Jannes Eudes Wawa kepada KompasTravel, Kamis (17/8/2017) menjelaskan, peserta jelajah sepeda Flores Kompas melakukan upacara peringatan 72 tahun Kemerdekaan Indonesia di kampung Waerebo dengan pakaian adat. “Seluruh peserta tim jelajah sepeda Flores Kompas melaksanakan upacara bendera Merah Putih di Kampung adat Waerebo. Kami memilih Kampung adat Waerebo untuk merayakan kemerdekaan Republik Indonesia,” katanya. Siswi Sekolah Dasar Inpres Waewole, Kelurahan Watunggene, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur, Flores, Nusa Tenggara Timur, Kamis (17/8/2017) membawakan tarian Duku pada perayaan Hari Kemerdekaan ke-72 Republik Indonesia di Waelengga. Berbagai sanggar budaya di Manggarai Timur selalu menampilkan tarian Duku karena tarian ini berhubungan dengan kaum perempuan yang selalu membersihkan padi saat panen dan juga membersihkan beras untuk memasak. Tarian ini mengungkapkan penghormatan terhadap kaum perempuan Manggarai. Lihat Foto Siswi Sekolah Dasar Inpres Waewole, Kelurahan Watunggene, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur, Flores, Nusa Tenggara Timur, Kamis (17/8/2017) membawakan tarian Duku pada perayaan Hari Kemerdekaan ke-72 Republik Indonesia di Waelengga. Berbagai sanggar budaya di Manggarai Timur selalu menampilkan tarian Duku karena tarian ini berhubungan dengan kaum perempuan yang selalu membersihkan padi saat panen dan juga membersihkan beras untuk memasak. Tarian ini mengungkapkan penghormatan terhadap kaum perempuan Manggarai. (KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR) Selain itu, dilaporkan dari Manggarai Barat, bahwa ribuan masyarakat, tokoh adat dan tokoh agama merayakan Upacara Hari Kemerdekaan ke-72 Republik Indonesia di Pulau Papagarang, Kecamatan Komodo di kawasan Taman Nasional Komodo. Ini merupakan perayaan pertama yang dilaksanakan di pulau dalam kawasan Taman Nasional Komodo. Kompas.com Play Lihat Semua iPhone 12 Pro Max dan Voucher Hanya untuk Kamu iPhone 12 Pro Max dan Voucher Hanya untuk Kamu TTS - Edisi Toyota Gazoo Racing TTS - Edisi Toyota Gazoo Racing Dari Aku untuk Aku Challenge Dari Aku untuk Aku Challenge AIMAN: Behind The Scene AIMAN: Behind The Scene Stylo Flip Games Stylo Flip Games Bantu kami jadi lebih baik lagi! Bantu kami jadi lebih baik lagi! Teka-Teki Santuy Edisi Kata Baku dan Tidak Baku Teka-Teki Santuy Edisi Kata Baku dan Tidak Baku TTS - Teka Teki Santuy Edisi Istilah Kata TTS - Teka Teki Santuy Edisi Istilah Kata Teka Teki Santuy Edisi Alat Transportasi Teka Teki Santuy Edisi Alat Transportasi Tag: HUT RI Tarian Caci Tarian Congka Sae Wisata Flores Berita Terkait Gawi, Tarian Toleransi dari Flores Inikah Desa Wisata Alam Terbaik di Flores? "Rombeng Rajong", Cara Menghormati Leluhur di Flores

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Caci, Congka Sae, dan Duku Meriahkan HUT RI di Manggarai Timur", Klik untuk baca: https://travel.kompas.com/read/2017/08/18/110033327/caci-congka-sae-dan-duku-meriahkan-hut-ri-di-manggarai-timur?page=all.
Penulis : Kontributor Manggarai, Markus Makur

Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWJ0L
Acara dilanjutkan dengan tarian Congka Sae dari pelajar Sekolah Menengah Pertama Katolik Waemokel serta tarian Duku atau Nyiru dari siswi Sekolah Dasar Inpres Waewole.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Caci, Congka Sae, dan Duku Meriahkan HUT RI di Manggarai Timur", Klik untuk baca: https://travel.kompas.com/read/2017/08/18/110033327/caci-congka-sae-dan-duku-meriahkan-hut-ri-di-manggarai-timur?page=all.
Penulis : Kontributor Manggarai, Markus Makur

Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWJ0L
Dalam bahasa orang Manggarai, "Ndundu" berarti panggilan untuk kaum perempuan, khususnya yang berasal dari wilayah Kecamatan Cibal. Sapaan halus kaum perempuan adalah "Ndu" dan "Ndake" berarti menari lepas. Jadi "Ndundu Ndake" berarti tarian khas kaum perempuan Manggarai. Ndundu Ndake itu perempuan yang menari di mana perempuan itu diajak untuk menari bahkan sembari berpelukan, dipeluk oleh seorang pria. Tarian ini biasa dibawakan saat upacara perkawinan dan upacara adat pada Congko Lokap (bersihkan rumah adat).

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Menari Ndundu Ndake Bersama Perempuan Flores", Klik untuk baca: https://travel.kompas.com/read/2017/07/26/065300927/menari-ndundu-ndake-bersama-perempuan-flores?page=all.
Penulis : Kontributor Manggarai, Markus Makur

Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXW
Dalam bahasa orang Manggarai, "Ndundu" berarti panggilan untuk kaum perempuan, khususnya yang berasal dari wilayah Kecamatan Cibal. Sapaan halus kaum perempuan adalah "Ndu" dan "Ndake" berarti menari lepas. Jadi "Ndundu Ndake" berarti tarian khas kaum perempuan Manggarai. Ndundu Ndake itu perempuan yang menari di mana perempuan itu diajak untuk menari bahkan sembari berpelukan, dipeluk oleh seorang pria. Tarian ini biasa dibawakan saat upacara perkawinan dan upacara adat pada Congko Lokap (bersihkan rumah adat).

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Menari Ndundu Ndake Bersama Perempuan Flores", Klik untuk baca: https://travel.kompas.com/read/2017/07/26/065300927/menari-ndundu-ndake-bersama-perempuan-flores?page=all.
Penulis : Kontributor Manggarai, Markus Makur

Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWJ0L

Comments

Post a Comment